Rabu, 20 Juli 2011



gmbaran natsume/ miharu


Sejarah Komik di Jepang

Manga, merupakan sebutan untuk komik di Jepang. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan komik masuk pertama kali ke Jepang, tetapi pada mulanya komik Jepang adalah peniruan dari film animasi Walt Disney oleh Ozamu Tezuka (1928-1989) dan merupakan cikal bakal dari komik Jepang modern. Beliau mengekspresikan gerakan film-film animasi Walt Disney ke dalam komik Jepang. Karya-karya beliau setelah akhir perang dunia II membuka era baru untuk komik Jepang.

Karena pada mulanya komik di Jepang adalah peniruan dari film animasi dari Walt Disney maka saat itu para penggemar komik Jepang adalah anak-anak. Namun pada tahun 1959 mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada anime (sebutan untuk film animasi di Jepang) dan tentu saja belum ada game komputer. Sepuluh tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968) dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat itu (tahun 1967) mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka

Ciri-ciri khusus gambar komik genre baru ini adalah realisme. Gaya realis atau yang disebut juga “Gegiga” (Geki artinya gambar, Ga artinya gambar) merupakan gaya yang mendominasi komik Jepang saat itu. Pada masa itu cerita juga berubah menjadi realis dan serius.

Kemudian dari tahun ke tahun komik Jepang terus berkembang dengan munculnya mangaka-mangaka baru yang menghasilkan genre-genre baru yang lebih variatif dan menarik, seperti Gundam, One Piece, Naruto, Bleach, Slam Dunk, dll.

Selain komik Jepang, majalah mingguan komik yang setiap minggu muncul juga penarik para penggemar manga di Jepang. Majalah mingguan ini biasanya berisi minimal 400 halaman atau lebih dan juga berisi minimal lima judul komik. Di Jepang majalah komik digolongkan menurut usia dan jenis kelamin pembacanya.

Misalnya ada Shonen Magazine dan Shonen Jump, kedua-duanya mempunyai eksemplar jutaan dan majalah komik yang paling besar di Jepang. Shonen artinya artinya anak laki-laki, berarti shonen manga artinya komik untuk anak laki-laki usia SD dan SMP. Ada juga Nakayoshi (artinya sahabat) dan Shojo Comic, majalah ini diterbitkan untuk anak perempuan usia SD dan SMP. Untuk para remaja diterbitkan juga majalah Young Comic dan Young Jump. Masih ada penggolongan lainnya yaitu Ladies Comic yaitu komik untuk perempuan yang usianya kira-kira 20-30 tahun dan ada juga majalah dewasa umum, yaitu majalah komik yang diterbitkan khusus dewasa dan remaja yang usianya di bawah 18 tahun tidak diperbolehkan untuk membelinya. Namun komik seperti ini kebanyakan dijual di mini market-mini market jadi anak kecil pun bisa membelinya kalau ingin membeli. Hal seperti inilah yang harus dihilangkan.

Di Jepang peredaran komik impor dari luar negri sedikit sekali dibandingkan produk lokal. Tentu saja gambar ala komik Amerika sudah diamabil menjadi salah satu unsur gaya komik Jepang, misalnya gaya gambar Toriyama Akira pengarang Dragon Ball, dan siapa saja tahu nama Superman, Batman, Spiderman tetapi komiknya tidak dapat ditemukan di toko buku di Jepang. Di antara komik Amerika, yang lumayan laris adalah serial Peanuts (cerita si anjing Snoopy) saja. Sementara komik Prancis, yaitu Bande Dessinee (BD), terutama karya Moebius atau Enki Bilal berpengaruh besar pada pengarang komik Jepang, misalnya Otomo Katsuhiro (pengarang Akira) . Tetapi sayangnya di Jepang BD dijual sebagai barang seni rupa, dan harganya cukup mahal.
Kebanyakan komik dari Jepang telah dibuat anime (film animasi) yang sesuai dengan cerita yang terkandung di dalam komik tersebut sejak tahun 1950 untuk menigkatkan penjualan dan mempromosikan kepada masyarakat, sehingga selain membaca, para penggemar komik juga dapat melihat filmnya. Seperti : Crayon Shinchan, Doraemon, Dragon Ball, Gundam, One Piece dan masih banyak lagi.

Simposium "Asia in Comics 2004 : Asia joryu manga no sekai" (Dunia komik wanita di Asia)
Foto ini adalah presentasi Anzu Hizawa komikus dari Indonesia. Dari kanan, PARK So Hee, yang berambut kuning (Korea Selatan), Anzu Hizawa, Watase Yuu, yang mengenakan kimono (Jepang), Tina Francisco (Filipina), FOO Swee Chin (Singapura)

Pada tanggal 21 dan 22 Februari 2004, Japan Foundation menyelenggarakan acara simposium "Asia in Comics 2004: Asia Joryu Manga no Sekai (Dunia Komik Wanita di Asia)" bertempat di Tokyo. Sejak tahun 2001, Japan Foundation telah menyelenggarakan Forum "Asia in Comics" dan sekarang telah memasuki tahun ke-4. Kalau pada tahun lalu tema yang diangkat adalah Komik Tiongkok, maka kali ini fokusnya adalah diskusi keadaan komik wanita di 5 negara, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Filipina. Keikutsertaan pembicara dari Indonesia untuk simposium ini, kali ini pertama kali.

Sebagai narasumber pada hari pertama adalah dari bagian redaksi. Dari Indonesia Ratna Sari (Kepala staf Redaksi Elex Media Komputindo), dari Jepang Yamauchi Yasuko (Wakil Kepala staf Redaksi Penerbit Shogakukan), dari Korea selatan KIM Young Joong (Kepala staf Redaksi Penerbit Seoul Cultural Publisher), dari Filipina Terry Bagalso (Kepala Staf Redaksi Penerbit Atlas). Selain itu juga ada SAJIMA Akiko (Profesor Universitas Fukuoka Jogakuin) yang meneliti komik Korea Selatan.

Ratna Sari mempresentasikan sejarah perkembangan Komik Indonesia secara singkat. Redaksi dari Korea, yang negaranya memiliki prasarana internet paling maju di Asia, melaporkan tentang komik online. Redaksi Jepang menjelaskan sistem produksi komik Jepang, yaitu dengan mengadakan kerjasama yang sangat erat antara komikus dan pihak redaksi.

Hari kedua, pembicaranya adalah para komikus dari 5 negara. Dari Indonesia Anzu Hizawa, dari Jepang Watase Yuu, dari Korea Selatan PARK So Hee, dari Filipina Tina Francisco dan dari Singapura FOO Swee Chin. Komik yang sangat menarik, dibuat oleh komikus Korea, PARK So Hee yang rambutnya diwarnai kuning, berjudul "Kung" (Istana Raja). Bercerita tentang seorang gadis yang pacarnya seorang raja Dinasti Korea. Tentu saja itu hanya fiksi karena sekarang di Korea sudah tidak ada kerajaan. Dinasti Korea telah runtuh sejak masa penjajahan Jepang. Gambarnya bagus sekali. PARK merupakan lulusan Jurusan Komik Kongju Culture College. Dia mengatakan dengan suara yang manis bahwa di Korea Selatan ada 39 universitas yang punya jurusan komik (di Jepang ada banyak akademi komik, tetapi universitas yang punya jurusan komik hanya 1 atau 2 saja). Presentasi Anzu Hizawa, menurut saya cukup menarik. Menurutnya pembaca komik di Indonesia 80% adalah anak perempuan, jadi komik Indonesia yang terbit kebanyakan untuk anak perempuan. Ketika ditanya, "kalau begitu, anak laki-laki berminat pada apa?" jawabannya Playstation. Anzu juga mengungkapkan kalau pembaca Indonesia kurang menghargai komik lokal. Hal itu bertolak belakang dengan keadaan Jepang. SAJIMA Akiko (Profesor Universitas Fukuoka Jogakuin), yang meneliti komik Korea Selatan, mencatat bahwa di Korea Selatan respon pembaca komik terhadap komik lokal maupun komik Jepang dan Taiwan cukup baik. Hal itu bermanfaat untuk perkembangan komik Korea. Sebaliknya, di Jepang pembaca komik masih sedikit kesempatannya untuk membaca komik luar negeri.

Sayangnya karena waktu yang sangat terbatas, diskusinya terasa kurang dalam. Tetapi di tempat simposium dipamerkan buku karya komikus dari 5 negara ini. Yang mengejutkan saya adalah kemajuan mutu gambar komikus Indonesia. Waktu saya tinggal di Yogya, tahun 1995 sampai 1997, gambar komik Indonesia saat itu jelek dan jauh sekali dibanding komik Jepang. Tetapi sekarang, dilihat dari sudut gambar, karya Anzu Hizawa, Shinju Arisa dan Dyotami Febriani sudah mencapai standar Jepang dan Korea Selatan. Gambar Shinju Arisa sangat mirip dengan gambar CLAMP, mungkin dia bisa langsung masuk tim CLAMP. Untuk mencapai standar sekarang, komikus Jepang perlu waktu 40 tahun, dan komikus Korea Selatan 20 tahun. Tapi bisa terkejar oleh komikus Indonesia hanya dalam 5 tahun saja. Komikus Jepang WATASE Yuu dalam simposium ini berkata,"Komikus luar negeri yang hadir di forum ini gambarnya sangat cerdas. Maka kami (komikus Jepang) tidak boleh kalah." dan ini bukan basa-basi.

Tetapi jika dilihat dari sudut cerita, bagaimana komik Indonesia? Pada hari pertama simposium, ketika ditanya tentang masalah sensor, Ratna Sari menjawab, "Sekarang di Indonesia tidak ada sensor oleh pemerintah, tetapi Elex Media punya aturan sendiri untuk tidak merusak moral. " Pada hari kedua, ketika sesi tanya jawab, saya bertanya kepada Ratna Sari,"Kemarin Anda mengatakan bahwa jangan merusak moral. Tetapi sejarah komik wanita Jepang adalah sejarah yang merusak "moral". Pada pertengahan tahun 1970-an komik wanita Jepang telah mencapai puncak. Hal ini disebabkan tantangan komikus wanita Jepang terhadap "moral" yang memasung kemajuan komikus wanita. Demi kemajuan komik, bukankah seharusnya pihak redaksi mendukung perlawanan ini ? " Jawaban Ratna Sari adalah sebagai berikut, "Komik Indonesia dilihat para orang tua sebagai barang yang tidak mendidik dan berpengaruh tidak baik untuk anak-anak mereka. Jadi redaksi dan komikus Indonesia diharuskan menjaga moral untuk menghindari kritik. "

Memang saya memahami maksud Ratna Sari, tapi pendapat tentang komik adalah tidak mendidik oleh orang tua sebenarnya sama dengan di Jepang. Di Jepang sebelum akhir 1960-an komik dianggap sebagai bacaan anak-anak. Saat itu pada dasarnya di Jepang orang tua tidak suka anaknya membaca komik.

Pada mulanya di Jepang, komik adalah bacaan untuk anak-anak. Pada tahun 1959, mulai diterbitkan dua majalah komik mingguan untuk anak laki-laki, yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu kebudayaan hiburan untuk anak adalah komik saja. Belum berkembang anime, dan tentu saja belum ada computer game. Hampir 10 tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, misalnya Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968), dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya 10 tahun pada 1959, telah berusia kurang lebih 20 tahun sehingga mereka yang sudah remaja mau membaca komik yang cocok dengan selera mereka.

Ciri-ciri khusus gambar komik genre baru ini adalah realisme. Gaya realistis disebut "gegiga" (Geki artinya drama, Ga artinya gambar) mendominasi komik Jepang. Cerita juga berubah menjadi realis dan serius. Tentu saja ceritanya berlawanan dengan moral yang berlaku masa itu. Kebetulan saat itu, sekitar akhir 1960-an gerakan mahasiswa menjadi marak sekali. Saat itu juga generasi muda mengakibatkan gerakan baru dalam dunia kebudayaan dan kesenian, termasuk dunia komik. Karya MIYAYA Kazuhiko, MASAKI Mori dan KAWAGUCHI Kaiji langsung bertema gerakan politik radikal. Selain itu, majalah komik alternatif COM (sejak 1967, sekarang sudah tidak terbit) dan
GARO (sejak 1964, tahun 2003 berubah jadi majalah online di internet) memuat karya-karya yang kreatif.
MIYAYA Kazuhiko "Taiyo heno sogeki" (Pembidikan Matahari), 1969. Sebuah political fiction, bercerita tentang seorang teroris komunis. Mereka membunuh dan memberontak terhadap tokoh pemerintah.

MASAKI Mori "Kyohan genso" (Ilusi Komplotan), 1971. Cerita ini kisah 4 siswa SMA yang menduduki selolahnya untuk protes. Pendudukan selolahnya oleh siswa SMA terjadi sangat marak pada akhir 1960-an.


KAWAGUCHI Kaiji "Terror no keifu" (Silsilah terror), 1975 ceritanya kasus pembunuhan O^SUGI Sakae, tokoh anarkis, oleh polisi militer yang terjadi pada 1922.

Gelombang baru di dunia komik remaja Jepang ini mempengaruhi komik wanita beberapa tahun kemudian. Komik untuk anak perempuan (shoujo) biasanya ceritanya sangat dibatasi oleh redaksi, yang mewakili moral masyarakat. Tidak boleh menceritakan percintaan secara gamblang, apalagi tentang seks. Pokoknya komik untuk anak perempuan harus "disterilkan" Tetapi sejak awal 1970-an sedikit demi sedikit situasinya berubah. Pada tahun 1970, karya O^SHIMA Yumiko, " Tanjo ! " (Kelahiran) dimuat majalah " Margaret ". Ceritanya tentang siswi SMU yang hamil. Setahun kemudian karya HAGIO Moto, " 11 Gatsu no Gymnasium " (Gymnasium Pada Bulan November) dipublikasikan. Karya ini bercerita tentang anak kembar yang dibesarkan terpisah karena zinah ibunya. Tahun 1976, karya TAKEMIYA Keiko, " Kaze to ki no uta " (Puisi Angin dan Pohon) dirilis. Karya kontroversial ini bercerita tentang hubungan homoseksual antara siswa SMP. 30 tahun setelah kemunculan mereka, dalam komik wanita Jepang belum ada lagi revolusi seperti yang mereka lakukan saat itu. Dibandingkan masa 1970-an, dari sudut kualitas kini komik wanita Jepang boleh disebut dalam kelesuan.

OSHIMA Yumiko "Tanjo !" (kalahiran) 1970

HAGIO Moto "11 gatsu no gymnasium" (Gymnasium pada bulan November) 1971

TAKEMIYA Keiko "Kaze to ki no uta" (puisi angin dan pohon) 1976

Mereka, para komikus yang disebut " 24 nen gumi " (angkatan 1949. Mereka lahir pada sekitar tahun showa 24 yaitu 1949), telah membongkar stereotip komik wanita sebelumnya. Tantangan mereka merintis era baru komik wanita dan mematangkan komik wanita Jepang sebagai budaya yang menarik dari mata orang dewasa. Kalau tanpa perlawanan terhadap moral sepert yang mereka lakukan, walaupun gambarnya semakin baik, komik Indonesia akan terus menjadi konsumsi anak-anak. Tentu saja, tanpa sensor dan batasan tabu, kualitas karya tidak terjamin. Tetapi tidak bisa disangkal bahwa perlu terobosan untuk kemajuan komik lokal Indonesia.

Dalam lingkungan komik Indonesia yang sekarang, ada dua strategi bagi komikus Indonesia yang kreatif.
Yang pertama adalah komik Underground (komik bawah tanah) yang tanpa sensor. Di Jepang pasaran komik underground sudah sangat besar. Komik underground di Jepang disebut " dojinshi " (artinya majalah untuk kelompok terbatas), pasar komik underground yang disebut " komike " (singkatan Komik Market) diselenggarakan setahun dua kali, musim panas dan musim dingin. Komike itu pertama kalinya diadakan pada tahun 1975, jadi telah berlangsung hampir 30 tahun. Panitia Komike punya website dalam bahasa Inggris.
http://www.inter-g7.or.jp/g2/manga/HTML/MARKET.html
Setiap kali Komike ini didatangi ratusan ribu orang. Komik underground yang dijual di Komike kebanyakan komik parodi porno dari komik populer, tapi tentu saja ada yang serius juga. Untuk komik underground yang serius, ada majalah khusus yang bersejarah, yaitu " GARO " yang sudah disebut sebelumnya dan " Ax " (majalah dua bulanan)
http://www.seirinkogeisha.com/

Strategi kedua adalah promosi ke pasar komik luar negeri. Anzu Hizawa menegaskan di simposium ini bahwa karyanya " Wing of Desire " akan diterbitkan di Singapura dan Malaysia. " Pembaca Indonesia meremehkan komik lokal. Kalau komik Indonesia dinilai tinggi di luar negeri, pembaca Indonesia akan menghargai komik lokal. " ujarnya. Strategi ini sangat efektif. Di dunia film, strategi ini dipakai oleh film Jepang pada tahun 1950-an dan film Iran dan Tiongkok pada tahun 1980-an. Dan hasilnya sangat bagus. Sesudah film-film itu memperoleh penghargaan dari film festival di luar negeri, nama sutradaranya menjadi terkenal di negara mereka sendiri.

Dulu, sutradara Prancis Jean-Luc Godard mengutip ucapan Mao Ze dong, " Berjuang di dua front - seni dan ekonomi. " Cara yang sesuai untuk komikus Indonesia yang menentang dua front itu adalah komik underground dan pasar komik luar negeri. Kalau ada yang mau mempromosikan karyanya ke penerbit Jepang, saya akan bantu dan menterjemahkannya ke bahasa Jepang. Kalau komik Indonesia yng unik dikenal di Jepang, komikus Jepang pun akan terangsang kreativitasnya. Marilah berjuang untuk Republik Komik, republik yang tidak ada perbatasannya !

(Selasa, 9 Maret 2004)

MIURA Yasuto, gambar halus dan rasa nostalgia
Lihatlah gambar ini. Gambar ini yang dilukis dengan garis halus, adalah kutipan dari karya MIURA Yasuto. Seperti TOYO Kataoka, gambarnya dilukis secara rinci. Tetapi jauh lebih realistis dan halus daripada gambar TOYO.
Karya MIURA menggambar pemandangan kota suasananya tahun 1930-an, menbangkitkan rasa nostalgia. Wajah anak-anak perempuan yang dia lukis semuanya murung dan sedih. Dalam karyanya, seorang anak perempuan kecil dan orang yang dicintai anak itu akhirnya harus berpisah secara takdir.

Sayangnya karya MIURA tidak mungkin diimpor ke Indonesia. Karena semua karyanya tergolong porno. Saya pakai kata "porno" itu dengan makna "karya yang tujuannya hanya untuk merangsang nafsu berahi belaka". Definisi ini tidak lengkap, tetapi hampir semua orang setuju bahwa karya MIURA adalah porno. Tetapi ada porno yang mutunya tinggi, ada yang rendah. Mungkin karya MIURA termasuk yang paling unggul.
Anehnya karyanya dimuat hanya di majalah manga porno saja, belum dimuat di majalah manga umum. Tentu saja dengan keunggulan gambar MIURA, karyanya bisa dimuat di majalah umum jika dia mau. Jelasnya dia menitikberatkan gambar daripada cerita. Gambarnya luar biasa, tetapi mutu ceritanya biasa-biasa saja. Mungkin dia puas melukis gambar saja, sementara ceritanya apa saja.
Di dunia manga Jepang genre porno mulai berkembang dari 1970-an, genre ini sudah bersejarah dan sudah matang. Bukannya porno apa saja disambut baik oleh pembaca manga Jepang. Dan bukannya porno apa saja ditolak oleh pembaca manga Jepang. Yang baik dipilih, yang jelek tidak dipilih. Dunia komik porno Jepang juga dalam dan luas.
(Sabtu, 01-11-2003)


TOYO Kataoka, kisah rakyat kecil dengan penggambaran rinci
Gambar ini kutipan manga TOYO Kataoka. Dunia manga TO^YO^ Kataoka adalah dunia rakyat kecil, sama sekali tidak terkandung suasana mewah dan hal-hal berbau selebritis. Tokoh-tokoh cerita TO^YO^ adalah penganggur, tunawisma, orang pensiunan yang miskin, tukang bengkel, serta TO^YO^ Kataoka sendiri. Sifat mereka malas, mata keranjang, dan tidak disiplin. Tetapi mereka tidak peduli akan masa depan dan hidup seenak mereka sendiri. Jika mau tertawa tertawa saja, mau menangis menangis saja. Mereka sama sekali tidak berlagak. Sedangkan kita berlagak sok pintar, kaya, rajin, disiplin, jadi kehidupan kita dipenuhi stres.


Memang ceritanya menarik, tetapi di sini saya hendak memperkenalkan keunikan gambar TO^YO^. Ciri-ciri khusus gambar TO^YO^ adalah penggambaran secara rinci dengan garis besar. Dia tidak pakai screen tone, semua dilukis dengan tangan saja.
Yang terutama menarik adalah penggamabaran wajah. Lubang hidung dilukis terlalu besar, Dari lubang hidung keluar uap. Dan dahi berkeringat. Hal-hal itu sama dengan gaya gambar TANIOKA Yasuji di bawah ini.


Gambar ini adalah penggambaran wajah oleh TANIOKA Yasuji (1942-1999). Pada awal 1970-an karya TANIOKA merevolusikan "gag manga" (komik lucu) Jepang. Berbeda dengan TOYO Kataoka, gaya gambar TANIOKA tidak rinci. Gambar TANIOKA dilukis dengan garis yang sedikit jadi penggambaran TANIOKA sangat abstrak, tetapi kita bisa mengerti maksudnya. Sedangkan gambar TOYO konkret dan rinci.

Gambar ini dikutip dari karya terakhirnya "Yasuji no donansentyu" (1999). Dengan garis sedikit dan sederhana, dilukislah sapi, ular, babi, petani, gunung, matahari, dan awan.

Gambar ini dikutip dari "Neji shiki" (tahun 1968) oleh TSUGE Yoshiharu. Karya ini sangat terkenal dalam dunia manga Jepang. Dalam "Neji shiki" (Cara sekerup) TSUGE mengisahkan pengalaman seorang anak dalam dunia mimpi. Mungkin SAKABASHIRA Imiri juga belajar dari suasana karya ini. Karya TSUGE sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa asing. TOYO Kataoka mengikuti jejak gaya gambar karya ini, misalnya gaya lukis bentuk mata, hidung, bibir.

TSUGE Yoshiharu juga melukis kehidupan miskin dirinya sendiri. Kita bisa menertawai manga TOYO Kataoka, tetapi kita tidak bisa menertawai cerita TSUGE. Karena kehidupan yang dilukisnya sangat mengenaskan dan tidak ada harapan. Ayah kandungnya meninggal dunia saat TSUGE masih kecil, ibunya menikah lagi. Hubungannya dengan ayah tiri tidak baik, TSUGE selalu berharap bisa minggat dari rumahnya.

Manga TOYO Kataoka mengingatkan "Jarinko Chie" (anak kecil Chie) ini, karya HARUKI Etsumi. Jarinko Chie juga menceritakan kehidupan rakyat kecil. Dibandingkan karya TO^YO^ yang lebih dipenuhi dengan lemah, loyo dan malas, cerita Jarinko Chie lebih optimis dan bersemangat. Berbeda dengan cerita kehidupan TSUGE Yoshiharu, dunia Jarinko Chie dasarnya harmonis.
Jarinko Chie dilukis HARUKI Etsumi, dimuat di majalah Shukan Manga Action dari tahun 1978. Heroinenya bernama Chie, siswi SD kelas 5, berusia 11 tahun. Ayahnya seorang preman pengangguran yang tidak suka bekerja. ibunya bekerja di warung sate jeroan (di Jepang disebut "hormone yaki"). Walaupun hidup dalam kemiskinan si Chie bersikap optimis.
gambar kiri kucing yang dikutip dari Jarinko Chie, gambar kanan kucing oleh TOYO Kataoka
(Sabtu, 01-11-2003)

Kata Pengantar
Dalam rubrik yang baru ini saya akan memperkenalkan tentang kedalaman dunia manga (komik Jepang).
Di antara hasil kebudayaan Jepang yang sekarang, yang paling populer dan unik adalah komik (manga), film kartun (anime) dan game komputer. Dari ketiga jenis ini Terutama manga mempunyai peran paling besar dalam penerbitan buku di Jepang. Majalah mingguan komik dalam setiap minggunya terbit halamannya 400 lembar halaman lebih, lumayan tebal.
Di Jepang majalah komik digolongkan atas usia dan jenis kelamin pembaca.
Misalnya ada majalah "Shonen Jump"(
http://jump.shueisha.co.jp/index2.html) dan "Shonen Magazine"(http://www.shonenmagazine.com/index_2.html), kedua-duanya mempunyai eksemplar jutaan, majalah mingguan yang paling besar di Jepang. "sho^nen" berarti anak laki-laki. Jadi, sho^nen manga berarti komik untuk siswa laki-laki SD dan SMP.
Sedangkan majalah untuk anak perempuan, misalnya
"Nakayoshi" (artinya sahabat)(
http://www.nakayosi-net.com/topmenu.html) dan "Shojo Comic" (http://www.sho-comi.com/). Majalah ini diterbitkan untuk siswi perempuan SD dan SMP. Sho^jo berarti anak perempuan.
Untuk para remaja diterbitkan juga majalah, misalnya "Young Jump" (
http://yj.shueisha.co.jp/e/index.html) dan "Young Magazine" (http://www.yanmaga.kodansha.co.jp/). Majalah komik yang namanya "Young ...." ini untuk remaja.
Masih ada penggolongan lainnya yaitu majalah "ladies comic", kategori ini untuk perempuan yang usianya kira-kira 20-30an, Ada juga yang mengandung adegan erotis. Misalnya "You"
(
http://you.shueisha.co.jp/) atau "Be Love" (http://be-love.net/)
Selain di atas, ada majalah untuk dewasa umum. Misalnya, "Big Comic Original"
(
http://www.bigoriginal.shogakukan.co.jp/) dan "Comic Afternoon"
(
http://www.afternoon.co.jp/index2.html). Majalah semacam ini walaupun ada yang mengandung adegan erotis (tetapi tidak semuanya), tidak bisa disebut majalah porno.
Yang terakhir adalah majalah komik porno. Misalnya "Kairakuten", "Penguin Comic" dan lain-lain. Komik semacam ini dipanggil sebagai "hentai" di negara lain. Remaja di bawah 18 tahun tidak bisa membelinya. Tetapi bila dilihat dari standar negara Barat, komik porno Jepang mungkin boleh disebut masih "soft core". Tetapi masalah di Jepang adalah, walaupun "soft core", majalah porno dijual di convenience store (supermarket kecil). Jadi kalau mau, anak juga bisa membaca. Keadaan itu memang harus diperbaiki.
Di Jepang peredaran komik impor dari luar negri sedikit sekali dibandingkan produk lokal. Tentu saja gambar ala komik Amerika sudah diamabil menjadi satu unsur gaya komik Jepang, misalnya gaya gambar TORIYAMA Akira pengarang "Dragon Ball", dan siapa saja tahu nama Superman, Batman, Spiderman tetapi komiknya tidak dapat ditemukan di toko buku di Jepang. Di antara komik Amerika, yang lumayan laris adalah serial Peanuts (cerita si anjing Snoopy) saja. Sementara komik Prancis, yaitu Bande Dessinee (BD), terutama karya Moebius atau Enki Bilal berpengaruh besar pada pengarang komik Jepang, misalnya OTOMO Katsuhiro (pengarang "Akira") . Tetapi sayangnya di Jepang BD dijual sebagai barang seni rupa, dan harganya cukup mahal.
Sekarang ini, komikus-komikus dari ketiga negara ini, Jepang, Prancis, dan Amerika, saling mempengaruhi satu sama lain.

"La Femme Piege"oleh Enki Bilal.
Keren sekali. tidak heran dapat mempengaruhi komik Jepang.


Sedangkan di Indonesia, disebutkan bahwa PT Elex Media Komputindo, anak perusahaan Gramedia yang menangani komik terjemahan dari Jepang, sejak 1990 telah menerbitkan sekitar 2.000 judul. Berarti setiap tahunya rata-rata diterbitkan 200 judul komik terjemahan. 90% pasar komik yang dijual berasal dari luar negeri dan 80% di antaranya adalah komik Jepang. Walaupun begitu kebanjiran oleh impor komik Jepang, tetapi yang beredar di Indonesia masih sebagian kecil-kecil dari komik Jepang dan kebanyakannya komik yang sudah impor ke Indonesia cuma untuk anak saja. Saya pernah membaca "majalah komik Islam" namanya "Cosmic", sayangnya mutunya kurang bagus. Dalam majalah itu dimuat surat pembaca yang mengungkapkan bahwa "saya udah jenuh dengan komik luar". Sikap seperti itu boleh dikatakan seperti katak di bawah tempurung. (Yang menarik, di Jepang juga ada peribahasa hampir sama. "I no naka no kawazu taikai wo sirazu" yang artinya katak di dalam sumur tidak tahu luasnya laut.) Sebagai orang Jepang penggemar komik, saya ingin memberi pesan. "Dik, Anda tidak usah merasa jenuh, karena Anda belum cukup tahu tentang komik Jepang". Keanekaragaman komik Jepang susah dibayangkan di luar negeri. Tetapi sebuah artikel Pikiran Rakyat "Tiga Juta Judul Komik Setiap tahun" (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0303/30/percil/percil2.htm) itu terlalu bombastis. Mungkin ribuan judul komik dibuat setiap tahun, tetapi tidak mungkin 3 juta judul selama satu tahun.
Di Indonesia, komik Jepang sering dikritik bahwa tidak cocok dengan budaya Indonesia. Tentu saja betul. Tetapi pada dasarnya, kalau komik Jepang berdampak buruk, sebaiknya orang Indonesia sendiri mengarang komik Indonesia yang bisa menjadi panutan. Mudah mengkritik karya orang lain tetapi susah mengarang karya yang begitu disukai oleh anak-anak. Kalau saya diperbolehkan membantah kritik terhadap komik Jepang terutama terhadap Crayon Shin chan, seperti komik itu memiliki unsur pornografi, saya akan bertanya kepada si kritikus, apa definisi porno menurut Anda ? Shin chan memang sering meperlihatkan "burung"-nya. Tetapi adakah orang yang dirangsang nafsunya melihat burung si anak kecil Shin chan ? Patung David oleh Michelangelo juga tidak ditutup burungnya, tetapi adakah orang yang mengklaim bahwa patung itu memiliki unsur porno ? Di Jepang juga Crayon Shin chan dikritik oleh ibu-ibu, tetapi karena kenakalan Shin chan. Sama sekali tidak ada kritik bahwa mengandung unsur porno.
Saya sungguh-sungguh berharap muncul komik Indonesia yang unik. Tetapi untuk mengkreasi karya yang unik, memang harus belajar dari karya unggul yang sudah ada. Komik Jepang sendiri mula-mulanya merupakan peniruan Walt Disney oleh TEZUKA Osamu, cikal-bakal komik modern Jepang. Almarhum TEZUKA Osamu (1928-1989), Beliau dipengaruhi oleh film animasi Disney, mengekspresikan gerakan dalam komik Jepang. Karya-karya Beliau yang sesudah akhir Perang Dunia Kedua membuka era baru untuk komik Jepang.
Orang asing mungkin sukar untuk mengerti proses perkembangan komik Jepang. Pengarang komik Jepang, walaupun untuk adegan celana dalam pun mereka sangat berusaha secara serius mencari cara lukis yang unik. Memang boleh dikatakan usaha sia-sia. Tetapi tanpa semangat ini, tidak mungkin ada kemajuan dan kemakmuran komik Jepang seperti masa kini. Memang maksud saya bukan bahwa pengarang komik Indonesia harus melukis adegan celana dalam. Maksud saya, pengarang Indonesia harus belajar keanekaragaman komik Jepang dan semangat pengarang komik Jepang. Korea Selatan dan Taiwan sudah lama terpengaruhi komik Jepang. Komik Taiwan dan Korea sudah matang malah balik masuk ke Jepang, dan sudah lumayan laris.
Sebagai seorang penggemar komik, saya ingin sekali membaca komik yang menarik buatan mana pun. Tidak peduli buatan mana asal menarik saja. Kalau pengarang komik Indonesia belajar dari hasil-hasil komik Jepang, saya yakin dalam waktu dekat komik Indonesia yang unik akan mencuat seperti proses perkembangan komik Taiwan dan Korea Selatan. Saya menunggu bangkitnya komik Indonesia yang unik dan menarik.
Sebelumnya saya ingin memberi catatan. Saya bukan pengarang manga, cuma penggemar saja. Dan saya sudah dewasa, jadi tidak tahu tentang manga untuk anak seperti Doraemon, Crayon Shin chan, Sailor Moon, Pokemon, dan sebagainya. Saya akan memceritakan komik
sebagai karya budaya seperti sastra atau seni rupa yang harus mempunyai nilai sendiri yang dibedakan dengan nilai dari segi moral, agama, ekonomi, atau politik. Manga yang saya perkenalkan di rubrik ini belum dikenal di Indonesia. Karya-karya yang ada di sini adalah semua manga yang saya cintai. Saya tidak peduli komik yang saya kenalkan di rubrik ini populer atau tidak. Kebanyakan dimuat di majalah komik yang bersejarah "Garo", disebut "alternative comic".

majalah komik Garo
website majalah Garo versi bahasa Inggris (
http://www.digigaro.co.jp/eng/garo.htm)
(Sabtu, 18-10-2003)

Komik catatan perjalanan

Pada umumnya orang Jepang suka wisata. Tentu saja pengarang manga juga berwisata dan mengarang pengalaman perjalanan sendiri sebagai manga. Tidak usah heran bila ada komik catatan perjalanan seperti sastra catatan perjalanan.

Gambar ini dari karya NAKANO Kenji, "Indo nite" (Di India). Karya ini menceritakan pengalaman NAKANO dalam perjalanannya ke India. Di India, dia sebagai turis asing, mengembara ke berbagai obyek wisata, naik bis malam, kena tipu, melihat upacara kematian, dan lain-lain. Gaya gambarnya unik, mempunyai suasana kesunyian dan humor.

NAGAMI Rinko, pengarang wanita ini selama 15 tahun setiap tahun berwisata ke India. Dia menceritakan kehidupan back packer (turis sederhana) di losmen yang murah. Akhirnya dia menikahi orang India, petugas losmen tempat dia menginap dalam tiap perjalanannya ke India. Kehidupan perkawinan antar negara mereka di Jepang juga dilukiskan dalam manga, sangat menarik.

TAKAHASHI Yukari juga pengarang wanita manga yang menikahi orang asing. Suaminya orang Turki. Jadi si TAKAHASHI masuk Islam. Mungkin dia satu-satunya pengarang manga yang beragama Islam. Dalam karyanya "Toruko de watashi mo kangaeta" (Saya juga berpikir di Turki) dia memperkenalkan kehidupan sehari-hari di Turki dan makanan Turki, rupanya enak sekali. Sehinga saat membaca manganya, saya juga mau ke Turki untuk menikmati makanan Turki.

ODA Sora adalah pengarang wanita manga yang pandai bahasa Tionghoa. Dia acapkali berwisata ke Tiongkok, bahkan karena rajinnya dia masuk sekolah bahasa di Beijing untuk belajar bahasa Tionghoa. Sesudah menguasai bahasa Tionghoa, dia lalu mengajar bahasa Jepang di sebuah kota di Tiongkok. Bagi saya karya ODA "Chu^goku ikaga desuka ?" (Anda suka Tiongkok ?) menarik karena dia menjelaskan bagaimana perbedaan cara pakai huruf kanji di Tiongkok dengan Jepang dan ciri-ciri khusus bahasa Jepang melalui pengalamannya sebagai guru bahasa Jepang. Dia melukis makanan sehari-hari Tiongkok, itu juga rupanya enak.

Saya meresa heran, walaupun setiap tahun ratusan ribu orang Jepang berwisata ke Indonesia terutama ke Bali, mengapa belum ada manga catatan perjalanan Indonesia ? Sudah banyak suami-isteri Jepang - Indonesia, mengapa mereka tidak mengarang kehidupan mereka sebagai karya manga ?
Catatan perjalanan ke dunia khayalan juga sangat saya sukai. Karya SAKABASHIRA Imiri mengantarkan kita ke dunia fantasi seperti mimpi takut. Dunia yang SAKABASHIRA lukis adalah campuran unsur yang bermacam-macam, yaitu suasana Jepang tahun 1950-an, pasar Taiwan, kota Hongkong, adegan film horror klasik, pabrik kimia, patung dewa Hawaii. Dalam dunia aneh itu tokoh aneh menjelajah, misalnya kucing yang matanya satu saja, kappa (sejenis hantu tradisi Jepang), kodok, kelinci yang matanya satu.

majalah komik "Ax", gambar halaman muka oleh SAKABASHIRA
(kutip dari website Seirinkogeisha
http://www.seirinkogeisha.com/) Majalah Ax juga didirikan oleh mantan staf redaksi Garo. Mereka sekarang keluar dari Garo.




so this ia YUI






biodata YUI

nama : yui yoshioka
TTL : fukuoka, 26 Maret 1987
tinggi badan : 155 cm
berat badan : 45 kg
gol. darah : AB
hoby : menonton film, membaca, maen gitar
Yui Yoshioka (ditulis YUI) (lahir di Fukuoka, Prefektur Fukuoka, 26 Maret 1987; umur 24 tahun) adalah penyanyi wanita dan pencipta lagu asal Jepang. YUI tampil bernyanyi sambil memainkan gitar, dan dua dari lagunya, "LIFE" dan "Rolling star" menjadi lagu pembuka dan penutup seri ke-5 serial anime Bleach. Album pertamanya, FROM ME TO YOU dirilis 22 Februari 2006, terdiri dari 13 lagu dan 9 lagu di antaranya belum pernah dirilis sebelumnya.




Profil

  • Zodiak : Aries
  • Shio : Kelinci
  • Hobi : Menonton film, membaca buku, bermain bulu tangkis
  • Tinggi badan : 155 cm
  • Golongan darah : AB
  • Tempat favorit : pantai Shingū di Fukuoka

[sunting] Karier

YUI memulai menulis lirik lagunya sendiri sewaktu di kelas 3 SMP. YUI sangat bercita-cita menjadi penyanyi, dan pergi ke mana-mana dengan selalu membawa gitarnya. Sewaktu SMA, ia sering menyaksikan pertunjukan grup musik bianco nero di jalanan, dan memutuskan untuk berhenti sekolah. YUI mulai belajar menyanyi, menulis lagu, dan memainkan gitar di kursus musik kota Fukuoka.
Sambil bersila di atas kasur, YUI memainkan gitarnya dan menulis lagu pertama yang diberi judul "Why me".[1] Setelah itu, ia mulai menyanyi di pinggir jalan di kawasan Tenjin, Fukuoka[2] sebagai atraksi pembuka bagi teman satu tempat kursus musik.[1]
Bulan Maret 2004, YUI mengikuti audisi "SD Audition" yang diadakan Sony Music Japan. Dari 20 ribu peserta hanya 10 orang yang tersisa termasuk YUI. Duduk menyilangkan kaki di lantai, YUI bernyanyi sambil memetik gitar. Lagu yang dibawakannya waktu itu sebanyak 3 buah lagu, "Why me", "It's happy line", dan "I know". Finalis hanya boleh membawakan 2 buah lagu menurut peraturan audisi, tapi juri memberikan nilai yang sangat tinggi bagi YUI. Setelah itu, berbagai perusahaan rekaman menjadi saling berebut untuk mengontraknya. Lagu pertama yang dinyanyikan, "Why me" nantinya dijadikan single perdana, diikuti dengan "It's happy line" dan "I know". Keduanya diterbitkan sebagai singel indie debutnya, "It's happy line" dengan lagu "I know" di sisi B.
Sebagai penghargaan kepada kampung halamannya, YUI menulis lagu "feel my soul" ketika meninggalkan kampung halamannya, Fukuoka. Seorang produser dari stasiun televisi Fuji TV mendengar video klip demo lagu tersebut, dan bermaksud menjadikannya sebagai lagu tema serial drama di Fuji TV. Debut singel YUI, "feel my soul" yang dirilis 23 Februari 2006 dijadikan lagu tema serial drama Fukigen na Gene. Serial drama tersebut dihiasi lagu-lagu YUI, seperti "feel my soul" dan "It's happy line". Singel "feel my soul" laku di atas 100 ribu keping, namun 3 singel berikutnya, "Tomorrow's way", "LIFE", dan "TOKYO" ternyata tidak sesukses "feel my soul". Setelah merilis 4 buah singel, album pertama YUI yang berjudul FROM ME TO YOU dirilis bulan Februari 2006 dan laku di atas 200 ribu keping.
Sementara itu, YUI memulai karier akting dengan membintangi film berjudul Midnight Sun (Taiyou no Uta). Film tersebut diputar di Festival Film Cannes 2006 dan dirilis di Jepang pada 17 Juni 2006. Singel ke-5, "Good-bye days" khusus ditulisnya untuk film Midnight Sun. Kepopuleran singel YUI yang sebelumnya kembali terangkat setelah singel ke-6, "I remember you" diedarkan.
"Rolling star" adalah singel ke-7 YUI yang dijadikan lagu pembuka seri ke-5 anime Bleach. Singel ke-3, "LIFE" juga dipakai sebagai lagu penutup seri ke-5 anime yang sama. Selain itu, iklan televisi ponsel KDDI layanan "au Listen Mobile Service" memakai singel ke-8 Yui, "CHE.R.RY" sebagai lagu tema.
Sementara itu, album kedua, CAN'T BUY MY LOVE menduduki puncak tangga album Oricon selama 2 minggu berturut-turut, dan laku lebih dari 500.000 keping.
Singel ke-9 berjudul "My Generation/Understand" dirilis 13 Juni 2007, sekaligus merupakan singel pertama YUI yang berbentuk double A-side (dua lagu unggulan di sisi A). My Generation menjadi lagu tema untuk serial drama Seito Shokun!, dan "Understand" menjadi lagu tema film Sidecar ni Inu.
Singel ke-10, "LOVE & TRUTH", dirilis 26 September 2007, merupakan lagu tema dari film yang dibintangi oleh Erika Sawajiri, yang berjudul Closed Note.
Singel ke-11 YUI berjudul "Namidairo" bernada gelap dan sedih. Sementara single ke 12 nya "SUMMER SONG" dirilis 2 Juli 2008 berhasil mencapai penjualan tertinggi di minggu pertama Oricon Chart.
Album kompilasi B-side pertamanya, MY SHORT STORIES dirilis akhir tahun dengan Hit Single berjudul "I'll be". Lagu ini menjadi jingle iklan Sony Walkman di Jepang. Setelah peluncuran single ini, YUI memutuskan untuk istirahat beberapa bulan agar lebih fokus pada proyek tahun depan.
Pada 3 Juni 2009, Single terbaru YUI berjudul "again" diluncurkan. Lagu ini menjadi opening anime "Fullmetal Alchemist Brotherhood". "again" berhasil meraup penjualan sebanyak 110.000 copies di minggu pertama. Single ini akhirnya menjadi peringkat satu dalam penjualan minggu pertama paling tinggi pada 2009.
Single terbarunya, "GLORIA" dirilis awal tahun 2010 dengan nuansa musim dingin. Single ini kembali merajai Oricon Weekly Sales. Dengan ini, YUI berhasil memegang predikat empat single konsekutif (empat single terakhirnya menduduki puncak oricon berturut-turut).

daftar lagu YUI ^^

1.A Room
2. Again
3. Am I Wrong?
4. Blue Wind
5. CHE.R.RY
6. Cinnamon
7. Cloudy
8. Crossroad
9. Daydreamer
10. Driving Happy Life
11. Driving Today
12. Es.Car
13. Feel My Soul
14. Find Me
15. Free Bird
16. Friend 1998 (Live Our Music)
17. GLORIA
18. Good Bye Days
19. Happy Birthday To You You
20. HELLO ~Paradise Kiss~
21. HELP
22. Hightway Chance
23. How Crazy
24. I Can't Say
25. I Do It
26. I Know
27. I Remember You
28. I Wanna Be...
29. I Will Love You
30. I'll Be
31. It's All Right
32. It's All Too Much
33. It's Happy Line
34. It's My Life
35. Jam
36. Just My Way
37. Kiss Me
38. Last Train
39. Laught Away
40. LIFE
41. LOVE & TRUTH
42. Love Is All
43. M 1988 (Live Our Music)
44. Marry Go Round
45. Muffler
46. My Friend
47. My Generation
48. Namidairo
49. Never Say Die
50. No Way
51. Oh My God
52. OH YEAH
53. Parade
54. Please Stay With Me
55. Rain
56. Ready To Love
57. Rolling Star
58. Ruido
59. Sea
60. Shake My Heart
61. Shounen Jidai
62. Simple White
63. Skyline
64. Spiral & Escape
65. SUMMER SONG
66. Swing Of Lie
67. Thank You My Teens
68. To Mother
69. TOKYO
70. Tomorrow's Way
71. Tonight
72. Umbrella
73. Understand
74. We Will Go
75. Why
76. Why Me
77. Winding Road
78. Winter ot Musik
79. You
80. Your Heaven
+Again ~Acapella Version

Acoustic:
1. Again
2. CHE.R.RY
3. Feel My Soul
4. GLORIA
5. Good-Bye Days
6. How Crazy
7. I Remember You
8. I’ll Be
9. It’s All Too Much
10. It’s Happy Line
11. It’s My Life
12. Last Train
13. Lought Away
14. LIFE
15. LOVE & TRUTH
16. My Generation
17. Namidairo
18. OH YEAH
19. Rain
20. Rolling Star
21. SUMMER SONG
22. To Mother
23. Tomorrow’s Way

Instrumen:
1. Again
2. CHE.R.RY
3. Feel My Soul
4. GLORIA
5. Good-Bye Days
6. HELLO ~Paradise Kiss~
7. I Remember You
8. It’s My Life
9. Lought Away
10. LIFE
11. LOVE & TRUTH
12. My Generation
13. Rolling Star
14. SUMMER SONG
15. TOKYO
16. Tomorro’w Way

YUI new song
1.Hello
2.Separation
3.Get Back Home
4.Lock On
5.U-niform
6.Cooking
7.Rain
8.Good night
9.You
10.It’s My Life
11.no Reason
12.Nobody Knows
13.Green a.live


 ARIGATOU GOZAIMASU ^^

by:miharu lee